Membahas tentang burung julang sumba seperti tidak ada habisnya. Kali ini saya akan membahas tentang personal action plan mengingat populasi julang sumba sudah sangat sedikit. Julang sumba saat ini masuk dalam kategori rentan (vulnerable), karena populasi dan area sebarannya yang kecil. Populasinya di seluruh Sumba diperkirakan kurang dari 10.000 individu. Meskipun perlindungan terhadap hutan dataran rendah di kawasan konservasi terus dilakukan, tetapi fragmentasi masih tetap terjadi di luar kawasan tersebut. Akibatnya, saat ini diperkirakan terjadi penurunan populasi burung yang dikenal dalam nama lokal goanggali ini hingga sekitar 30-49%. Oleh karena itu diperlukan pengembangan strategi dalam menyelamatkan populasinya. Dibawah ini, merupakan rumusan rencana yang bisa dipertimbangkan dalam upaya konservasi julang sumba. A. Penelitian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Program penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan memberikan kesempatan peningkatan upaya konservasi yang lebih baik dan efektif. Contohnya mengetahui siklus dan perilaku hidup serta genetika dari julang sumba akan memberikan wawasan baru yang dapat dimanfaatkan dalam program … Read more
Burung julang dikenal sebagai ‘petani’ dari dalam hutan, burung ini memakan biji-bijian dari dalam hutan dan menyebarkannya ke seluruh wilayah hutan lain. Burung ini juga memakan binatang kecil seperti kadal, kelelawar, tikus, ular dan serangga. Dari sekitar 57 jenis julang yang ada di dunia, 13 diantaranya dapat ditemukan di Indonesia. Julang (nama lainnya: enggang, rangkong, kangkareng, dalam bahasa inggris: hornbill), termasuk dalam famili bucerotidae. Diantara tiga jenis julang endemis Indonesia, julang sumba (Rhyticeros everetti) terbilang paling unik, karena berada jauh dari daratan lain yang menjadi habitat julang. Dari segi corak warna, mungkin penampilan julang sumba barangkali dianggap masih kalah dibanding julang sulawesi, namun burung berbulu dominan hitam ini, justru terletak pada keberadaannya di pulau yang sohor dengan kebudayaan megalitikum tersebut. Tidak ada sebaran julang yang dapat ditemukan di pulau-pulau Nusa Tenggara lain. Burung jantan dan betina mudah dibedakan. Kepala dan leher burung jantan berwarna merah, sedangkan burung betina memiliki kepala dan leher berwarna … Read more
Sesuai namanya, Julang sumba atau dalam nama ilmiahnya Aceros everetti adalah burung endemik pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Burung ini tergolong burung yang cukup unik. Jika melihat penampilannya, julang sumba mungkin masih kalah mentereng ketimbang julang sulawesi. Yang membuatnya unik adalah wilayah persebarannya yang berada di Nusa Tenggara, tepatnya Pulau Sumba, yang tergolong jauh dari kawasan yang biasanya menjadi habitat burung julang. Populasi burung julang sumba di Pulau Sumba saat ini diperkirakan tidak lebih dari 10.000 ekor. Meski sudah ada perlindungan terhadap hutan dataran rendah di sepanjang kawasan konservasi, tetap saja terjadi fragmentasi di luar kawasan tersebut. Dampaknya adalah penurunan populasi julang sumba di habitatnya yang mencapai 30 – 49 %, sehingga burung ini dievaluasikan sebagai Rentan (VU) di dalam IUCN Red List. Julang sumba mempunyai ukuran tubuh cukup besar, dengan panjang sekitar 70 cm, dan bisa ditemukan sendirian maupun bersama kelompoknya (hingga 15 ekor). Mereka mendiami hutan-hutan dataran rendah hingga ketinggian 950 meter dari … Read more
Welcome to Komunitas Blogger Universitas Atma Jaya Yogyakarta. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!