Blotting adalah suatu teknik memindahkan atau mentransfer DNA, RNA, atau protein ke lembaran tipis atau matriks membran sehingga DNA, RNA, atau protein tersebut dapat dipisahkan. Teknik ini berupa lanjutan dari penggunaan elektroforesis gel.
Keuntungan teknik blot:
a. Akses yang lebih besar kepada molekul yang telah terikat ke permukaan lembaran dibandingkan kepada molekul yang masih berada di dalam gel atau matriks.
b. Reagen yang dibutuhkan lebih sedikit.
c. Waktu untuk melakukan staining dna destaining, inkubasi, mencuci, dll dapat lebih singkat.
d. Pola yang terbentuk dapat dikeringkan dan disimpan berbulan-bulan sebelum dianalisis.
e. Dapat dibuat banyak replika pola tersebut untuk memungkinkan banyak metode analisis yang dipakai.
Matriks yang digunakan dalam teknik blot
Matriks yang biasa dipakai dapat berupa nitroselulosa (NC). Namun NC juga memiliki kekurangan, yaitu beberapa komponen yang memiliki afinitas lemah dapat hilang selama pemrosesan. Matriks lain yang dapat digunakan untuk menutupi kekurangannya yaitu kertas diazobenzyloxymethyl (DBM). Ada pula kertas lain, yaitu iazophenylthioeter (DPT).
Macam-macam teknik blotting:
1. Southern Blot
Southern blot pertama kali dikemukakan oleh Southern (1975). Teknik ini mentransfer DNA ke kertas NC dengan menggunakan prosedur aliran pelarut. Caranya yaitu dengan menempatkan gel elektroforesis ke kertas matriks yang direndam buffer dan berada di atas sesuatu seperti spons yang telah dibasahi dengan buffer. Membran tersebut diletakkan di atas gel dan ditumpuk pula beberapa kertas peresap di atasnya. Buffer kemudian akan mengalir pelan-pelan ke membran, demikian pula dengan gel yang membawa molekul ke kertas membran, sementara gelnya diserap oleh kertas peresap. Fragmen DNA yang spesifik dideteksi dengan menggunakan pelacak. Pelacak biasanya merupakan DNA yang dimurnikan dan bisa ditandai dengan aktifitas spesifik radionukletida. Lokasi sinyal yang terlihat setelah autradiografi membuat kita dapat menentukan ukuran dari fragmen DNA tersebut.
nah.. ini dia Prof. Sir Edwin Southern – penemu Southern Blot
2. Northern Blot
Northern Blot merupakan teknik yang sama dengan Southern Blot, namun menggunakan kertas DBM dan biasanya mendeteksi RNA.
3. Eastern Blot
Eastern Blot merupakan teknik yang ditemukan oleh Reinhard dan Malamud (1982), adalah proses transfer bidirectional dengan menggunakan aliran pelarut protein dari gel ke NC berdasarkan titik isoelektrik.
4. Western Blot
Teknik ini pertama kali dibuat oleh W. Neal Burnette dan dinamai Western blot untuk mengikuti teknik Southern blot yang pertama kali ditemukan. Western blot adalah proses pemindahan protein dari gel hasil elektroforesis ke membran. Membran ini dapat diperlakukan lebih fleksibel daripada gel sehingga protein yang terblot pada membran dapat dideteksi dengan cara visual maupun fluoresensi. Deteksi ekspresi protein pada organisme dilakukan dengan prinsip imunologi menggunakan antibodi primer dan antibodi sekunder. Setelah pemberian antibodi sekunder, deteksi dilakukan secara visual dengan pemberian kromogen atau secara fluoresensi. Pada deteksi secara fluoresensi, reaksi antara antibodi primer dengan antibodi sekunder akan memberikan hasil fluoresens yang selanjutnya akan membakar film X-ray, deteksi ini dilakukan di kamar gelap.
Semoga bermanfaat ^_^
Salam hangat,
Redita T (100801125)
Good*_*,,tapi yang kurang contoh kasus yang menggunakan teknik ini belum ada dicantumkan…
wahhh informasi yang menarik, ditambah gambar2 yang sangat membantu utk memahami tulisannya
fotonya Prof. Sir Edwin Southern menunjukkan seorang peneliti sejati 😀
Trima kasih Berlindis.
Silahkan menunggu posting-postingnya selanjutnya, untuk informasi yang lebih mendetail dari masing-masing macam teknik blotting. 😀