Bayangkan sebuah peristiwa yang biasa dialami seorang anak kecil. Suatu ketika anak itu melihat seekor ulat bulu yang meliuk-liuk menuju tempat daun segar makanannya. Mata anak itu membelalak. Ia mengulurkan tangannya dan berusaha menyentuh punggung ulat berbulu tersebut dengan jarinya. Namun, tiba-tiba ia tersentak. Jarinya terasa gatal. Ia mencoba sekali lagi, dan kali ini seputar jari telunjuknya terasa tersengat. Ulat itu melingkar di jari telunjuknya dan dari enam belas kaki ulat tadi terasa isapan-isapan. Anak itu tertawa keras sambil mengamati sebagian ciptaan Tuhan yang tak pernah dibayangkannya. Ia terpesona, takjub, dan dipenuhi rasa kagum.
Di negeri ini, akronim dan singkatan lahir seperti anak marmut. Setiap hari ada akronim baru, ada singkatan baru. Kalau diamati, singkatan dan akronim ternyata lahir dari rahim ibunya yang bernama masalah. Setiap kali ada masalah, tak lama kemudian lahir akronim baru atau singkatan baru. Masalah krisis berkepanjangan melahirkan akronim gakin (keluarga miskin) dan raskin (beras untuk rakyat miskin). Masalah lumpur panas di Sidoharjo melahirkan akronim baru: lusi. Akronim telah membanjiri pers kita. Atmakusumah Astraatmajaya, pengajar Lembaga Pers Dr. Soetomo Jakarta, menemukan sedikitnya 60 akronim di tiga koran Sumatera Ekspres, Sriwijaya Post, dan Berita Pagi terbitan (3/4/2006). Sejumlah singkatan dan akronim dimuat tanpa dilengkapi kepanjangannya; atau kepanjangannya baru dijumpai jauh di alinea di bawahnya. Wartawan jarang yang rajin mencantumkan kepanjangan dari singkatan atau akronim yang sudah umum dikenal.
Datangnya musim kemarau, seperti biasanya diikuti musim pembakaran lahan atau hutan yang menyebabkan datangnya musim asap. Musim kemarau juga berarti musim kering alias susah air. Itulah duka yang harus dirasakan oleh warga propinsi Sumatera Selatan, yang kini menjadi Lumbung Energi Nasional dan Lumbung Pangan. Situasi ini paling terasa di kota Palembang. Ketika musim kemarau sulit air, saat musim hujan banjir! Dua minggu terakhir, masalah yang dihadapi oleh warga Sumatera Selatan adalah masalah asap. Kabut asap yang menyelimuti Sumatera Selatan membuat warga tersiksa. Ketika sore hari hingga menjelang malam, asap pekat turun dan membuat langit meredup. Asap yang tebal sangat mengganggu pemandangan dan membuat mati pedih. Selain itu, udara yang panas dan kotor, membuat tenggorokan kering dan sesak nafas.
Keinginan memiliki sebuah situs www.masboi.com akhirnya terwujud. Ini atas jasa baik “seseorang”, sehingga saya bisa memiliki rumah ini. Terima kasih, ya! Saya berharap ini menjadi “rumah” saya, tempat saya “kembali” dan berbagi. Salam hangatku!