Hai hai komunitas bogger, ada yang baru lagi nih! Mari simak sejenak biar lebih tahu! Terkhusus buat kalian yang tinggal di kota Yogya yang istimewa ini. Kamu belum istimewa kalo kamu belum baca blog ini! Selamat membaca dan semoga bermanfaat yah, salam konservasi!! 😀
LAPORAN ANALISIS KEANEKARAGAMAN SPESIES DAN AKTIVITAS DI SUNGAI TAMBAKBAYAN, BABARSARI
Tugas Konservasi Sumber Daya Lokal
Oleh:
Maria Anindya Puspitasari (120801243)
Frans Theo Wiranata (120801266)
Delila Faidiban (120801279)
Fenty Waty (120801295)
Blog : Ada apa dengan Sungai Tambakbayan?
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem lotik (perairan mengalir) yang berfungsi sebagai tempat hidup bagi organisme makri ataupun mikro, baik yang menetap maupun berpindah-pindah (Maryanto,2005 dalam Febriansyah,2011). Organisme yang hidup dalam sungai merupakan organisme yang memiliki kemampuan beradaptasi terhadap kecepatan arus atau aliran air (Susanto dan Rochdiyanto, 2008 dalam Febriansyah, 2011).
Sungai merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia, karena sungai menyediakan air bagi kebutuhan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Namun dewasa ini aktivitas manusia semakin meningkat, hal ini sejalan dengan peningkatan kasus pencemaran air. Kasus pencemaran air muncul karena adanya pergeseran fungsi utama dari sungai itu sendiri. Fungsi utama sungai adalah mengalirkan air dari hulu ke hilir demi pemenuhan kebutuhan manusia, namun saat ini fungsi sungai berubah menjadi media yang mudah dan murah untuk pembuangan limbah, baik yang berasal dari industri, domestik ataupun pertanian (Asdak,2004).
Sungai sebagai tempat air mengalir dan membawa berbagai makhluk hidup lainnya. Manusia mengunakan air sungai untuk keperluan hidupnya sehari-hari seperti perikanan, pertanian, transportasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Bagi manusia sungai juga merupakan salah satu habitat bagi organisme akuatik dan bagian dari ekosistem air. Komponen biotik yang dijumpai di sungai adalah produsen dan konsumen meliputi flora dan fauna. Komponen abiotik di sungai terdiri dari air, batuan, karbon, oksigen, nitrogen, dan karbondioksida. Inventebrata lentik terutama gastropoda merupakan spesies yang melimpah di daerah hulu sungai. Hal ini karena adanya gastropoda yang melimpah menandakan bahwa sungai tersebut masih jernih dan sedikit pencemaran (Asdak,2004)
B. Tujuan
1. Mengetahui keanekaragaman yang terdapat di sekitar Sungai Tambakbayan
2. Mengetahui jenis aktivitas atau kegiatan manusia yang dilakukan di sekitar Sungai Tambakbayan
3. Mengetahui dampak jenis aktivitas/kegiatan manusia terhadap keanekaragaman spesies yang terdapat di sekitar Sungai Tambakbayan
4. Menentukkan langkah-langkah ataupun rencana yang dapat dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman spesies di sekitar Sungai Tambakbayan
II. DESKRIPSI LOKASI
Sungai Tambakbayan memiliki panjang mencapai ± 24,00 km dan mengalir dari Lereng Merapi, memasuki kotamadya dan bermuara di sungai Opak. Penggal sungai yang melewati Kabupaten Sleman di bagian tengahnya terdapat embung yang merupakan hasil tempuran sungai Tambakbayan dengan sungai Buntung. Aliran sungai Tambakbayan yang dimulai dari Dusun Santan, Maguwoharjo, Depok Sleman ke arah hilir sampai pertemuan Sungai Opak di Dusun Pamotan, Potorono, Banguntapan, Bantul digolongkan ke dalam kelas II menurut Peraturan Gubernur nomor 20 tahun 2007. Peruntukan Air kelas II adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
III. METODE PENGAMBILAN DATA
Pengamatan terhadap keanekaraaman spesies di Sungai Tambakbayan meliputi kelas Insekta, Gastropoda, Pisces, Reptil, dan Amphibi dilakukan dengan metode release and capture. Pengamatan dilakukan dengan menyusuri lokasi transek sebanyak 2 kali (4 tempat pemberhentian dengan lama waktu setiap pemberhentian 10 menit) dan mencatat spesies yang ditemui. Pengamatan juga dilakukan terhadap aktivitas yang ada di sekitar Sungai Tambakbayan.
Beberapa spesies di sepanjang lokasi transek ditangkap dan difoto, beberapa spesies yang tidak dapat ditangkap diamati morfologinya untuk diidentifikasi. Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan kamera handphone sehingga tidak bisa mengambil gambar spesies dengan yang tidak bisa ditangkap atau tidak bisa didekati. Keterbatasan ini menjadi kelemahan hasil inventarisasi keanekaragaman spesies yang telah dilakukan.
Pengamatan hanya dilakukan sebanyak 1 kali pada tanggal 2 Juni 2015 pukul 10.00-13.00 WIB di lokasi Transek 5 yang ditentukan menggunakan aplikasi Google Earth. Koordinat di lapangan ditentukan menggunakan handphone, koordinat lattitude 7°46’31.55″S-7°46’27.13″S dan longitude 110°25’13.16″-E110°25’7.83″E. Lokasi transek 5 memiliki arus air yang cukup deras di beberapa tempat dan terdapat bendungan.
IV. HASIL PENGAMATAN
Analisis keanekaragaman spesies kelas Insekta, Gastropoda, Bivalvia, Pisces, Reptil, dan Amfibi dapat dilihat pada Tabel 1-6. Hasil pengamatan menunjukkan adanya beberapa spesies yang menjadi indikator pencemaran lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa pencemaran yang terjadi di Sungai Tambakbayan belum pada tingkat yang sangat buruk dan pencemaran yang terjadi masih dapat ditoleransi oleh beberapa spesies. Meskipun demikian, tidak diketahui keanekaragaman spesies pada tahun-tahun sebelumnya, melihat kondisi sungai yang mulai tercemar, dapat dipastikan terjadi penurunan keanekaragaman spesies di Sungai Tambakbayan. Pada pengamatan yang dilakukan, tidak dilakukan uji kualitas air sungai, adanya pencemaran dilihat dari warna sungai yang keruh, jumlah sampah, dan kegiatan manusia di sungai. Aktivitas manusia di sungai menjadi penyebab kuat pencemaran dan menurunya keanekaragaman spesies. Aktivitas manusia di sekitar Sungai Tambakbayan dan dampaknya dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 1. Keanekaragaman Insekta
No. | Gambar | Kedudukan Taksonomi | Habitat | Persebaran | Status | Manfaat atau Peran | Keterangan | |||||||
1. | ![]() |
Nama lokal: anggang-anggang
Filum: Arthropoda Kelas: Insekta Bangsa: Hemiptera Suku: Gerridae Spesies: Gerris marginatus Say
|
Permukaan air | Amerika Tengah, Amerika Utara, Amerika Selatan | – |
|
||||||||
2. | ![]() |
Nama lokal: belalang coklat
Filum: Arthropoda Kelas: Insekta Bangsa: Orthoptera Suku: Baissogryllidae Spesies: Phlaeoba fumosa Sinonim: Gomphocerus rusticus, Opomala javanica, Opsomala fumosa |
Daerah terestrial, banyak ditemukan di rumput, semak, dan pepohonan | Jawa | – | hama | Tinggi rendahnya kemampuan berkembang biak dipengaruhi oleh kecepatan berkembang biak dan perbandingan kelamin. Semakin banyak jumlah betina, kecepatan berkembang biaknya semakin tinggi. Waktu perkembangan belalang umumnya relatif pendek sehingga kemampuan berkembang biaknya juga tinggi. | |||||||
![]() |
Nama lokal:Belalang padi
Filum: Arthropoda Kelas: Insekta Bangsa: Orthoptera Suku: Baissogryllidae Spesies: Oxya japonica Sinonim: Gryllus japonicus
|
Daerah terestrial | Cina, India, Autralia, Malaysia, Maluku | – | hama | aktif di siang hari, tanaman inang antara lain: padi, jagung, kedelai, lombok, mentimun, dan labu | ||||||||
![]() |
Nama lokal: belalang pocong
(belum banyak yang mengidentifikaasi) |
|||||||||||||
3. | ![]() |
Nama lokal:Capung
Filum: Arthropoda Kelas: Insekta Bangsa: Odonata Suku: Aeshnidae
Salah satu spesies yang teramati dan dapat diidentifikasi: Diplacodes trivialis |
Kolam, danau, rawa, sawah, saluran irigasi | India, Cina, Jepang, New Guinea, Australia | Least concern |
|
– | |||||||
4. | ![]() |
Nama lokal: nyamuk
Filum: Arthropoda Kelas: Insekta Bangsa: Diptera Suku: Culicidae 41 genus |
Kolam, rawa, tempat basah | Hampir di seluruh tempat di bumi | – |
|
||||||||
5. | ![]() |
Nama lokal: lalat
Filum: Arthropoda Kelas: Insekta Bangsa: Diptera Suku: Sarcophagidae
Salah satu spesies lalat yang teramati dan dapat diidentifikasi Sarcophaga sp. |
Daerah tropis, terestrial, air tawar | Hampir di seluruh tempat di bumi | – |
|
||||||||
6. | ![]() |
Nama lokal: lebah
Filum: Arthropoda Kelas: Insekta Bangsa: Himenoptera Suku: Apidae Lebah yang ditemui terdapat 2 jenis yaitu berukuran besar dan kecil tetapi tidak dapat didentifikasi spesiesnya secara pasti |
Pepohonan | Australia, Asia Selatan | ||||||||||
7. | ![]() |
Nama lokal: semut
Filum: Arthropoda Kelas: Insekta Bangsa: Himenoptera Suku: Formicidae Terdapat lebih dari 1 spesies |
Tanah | Hampir di seluruh tempat di bumi | – |
|
||||||||
8. | ![]() |
Nama lokal: kupu-kupu
Filum: Arthropoda Kelas: Insekta Bangsa: Lepidoptera Suku: Hesperioidea dan Papilionoidea
Terdapat lebih dari spesies. Salah satu spesies yang teramati dan dapat diidentifikasi: Hypolimnas bolina pallescens
Hasil peneltian Sela (2011), pada ruang terbuka hijau di Babarsari terdapat 18 jenis kupu-kupu yang termasuk dalam 6 Famili yaitu Pieridae, Nymphalitidae, Danaidae, Satyridae, Papilonidae , dan Lycaenidae. |
Daerah terestrial, tropis: gurun, lahan basah, padang rumput, hutan, pegunungan | Hampir di seluruh tempat di bumi | -(tergantung spesiesnya) |
|
|
|||||||
9. | – | – | – | – | – | Tidak dapat diidentifikasi spesiesnya. |
Tabel 2. Keanekaragaman Gastropoda
Tabel 3. Keanekaragaman Bivalvia
Tabel 4. Keanekaragaman Pisces
Tabel 5. Keanekaragaman Amfibi
No. | Gambar | Kedudukan Taksonomi | Habitat | Persebaran | Status | Manfaat atau Peran | Keterangan |
1 | ![]() |
Amfibi (amphibia) terbagi menjadi tiga ordo yaitu anura (kodok dan katak), caudata (salamander), dan gymnophiona (sesilia). Katak sawah ini temasuk dalam ordo anura. Berikut merupakan klasifikasi katak sawah :Filum: Chordata
Bangsa: Anura Kelas: Amphibia
|
Katak sawah ialah sejenis katak yang banyak hidup di sawah-sawah, rawa, parit dan selokan, sampai ke rawa-rawa bakau. | Katak sawah menyebar luas mulai dari Indochina, Hainan, Semenanjung Malaya sampai ke Filipina, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Katak sawah ini juga terintroduksi ke Papua. | – | Sebagai Antibiotik, Mencegah Asma, Mengatasi Kerusakan Jantung. | Terdapat beberapa manfaat dan peran dari katak sawah ini sehingga perlu di budidayakan lebih lagi, karena sangat membantu dalam bidang kesehatan bagi manusia. |
Tabel 6. Keanekaragaman Reptil
No. | Gambar | Kedudukan Taksonomi | Habitat | Persebaran | Status | Manfaat atau Peran | Keterangan |
1 | ![]() |
Filum : ChordataKelas: Sauropsida
Bangsa: Squamata Sub-bangsa: Lacertilia
|
Kebanyakan jenis kadal dapat ditemukan di daerah tropis | Kadal ini yang banyak ditemukan di pekarangan, kebun-kebun, tegalan, rerumputan atau persawahan, sampai ke hutan belukar. | Rentan | Daging kadal dapat dipergunakan sebagai obat sakit kulit. | Adanya manfaat pada daging kadal ini, oleh sebab itu patut di jaga habitatnya. |
Tabel 7. Kegiatan dan aktivitas manusia disekitar Sungai Tambakbayan
Kegiatan | Keterangan dan Permasalahan | Dampak |
Pemacingan buatan | Tidak ada pengolahan limbah untuk air bekas kolam dan sisa pakan | Menurunnya kualitas air sungai, bisa menyebabkan air sungai kaya akan materi organik berakibat pada booming organisme tertentu (seperti eceng gondong, fitoplankton), keanekaragaman ikan menurun |
Aktivitas pemancingan di sungai | Beberapa orang menangkap ikan di sungai dengan pancing, tidak ditemui pemancing menggunakan listrik atau pukat harimau tetapi terlihat adanya ikan sapu-sapu yang mati yang kemungkinan disebabkan oleh aktivitas pemancingan | Umpan ikan dapat menjadi sumber pencemaran air sungai |
Rumah pengumpulan plastik bekas | Sejumlah besar botol plastik berserakan di suatu rumah pengepul tanpa ada alas atau wadah khusus | Tanah disekitar sungai tercemar bahan plastik, sumber penyakit |
Buang air besar/kecil | Tidak tempat khusus untuk MCK di sungai (tidak ada penutup), dilakukan oleh warga berusia lanjut | Air sungai tercemar oleh amoniak |
Cuci baju | Dilakukan oleh warga berusia lanjut | Air sungai tercemar oleh deterjen |
Pembuatan lidi bambu | Memanfaatkan bantaran sungai sebagai tempat berteduh sambil melakukan pekerjaan | Kebersihan sekitar sungai apabila sisa pembuatan lidi bambu diabaikan |
Hewan ternak disekitar | Sekelompok kambing dan bebek yang sengaja dilepaskan (dengan tali pengikat) untuk mencari makanan sendiri | Air sungai tercemar oleh amoniak yang berasal dari kotoran ternak, bau tidak sedap di bantaran sungai |
Penambangan pasir | Penambangan pasir menggunakan peralatan khusus, tidak terdapat pengolahan limbah, tidak ada batasan penambangan dan digunakan pipa-pipa besar | Sungai semakin dalam, sungai tercemar oleh oli dari peralatan yang digunakan untuk penambangan |
Sawah | Persawahan di sekitar sungai dengan jarak tidak lebih dari 5 meter. | Potensi sungai tecemar oleh pupuk dan pestisida yang digunakan |
Pembakaran ikan di pinggir | terlihat sisa tulang ikan dan bekas bakaran | Air sungai tercemar oleh abu sisa pembakaran, kemungkinan kebakaran apabila sisa api tidak mati sepenuhnya, kebersihan sungai terkait sisa bakaran |
Pada pengamatan yang telah dilakukan, keanekaragaman spesies yang dapat dianalisis dirasa belum mewakili keanekaragaman spesies di Sungai Tambakbayan, terutama pada lokasi transek. Hasil pengamatan menunjukkan adanya hewan yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak semua spesies dapat teramati. Hal ini disebabkan oleh waktu pengamatan, ada kemungkinan lebih banyak spesies yang aktif di luar waktu pengamatan, seperti spesies-spesies yang aktif di jam-jam tertentu di pagi dan malam hari. Oleh sebab itu, diperlukan analisis lebih lanjut terhadap keanekaragaman spesies di Sungai Tambakbayan, Babarsari. Analisis lanjutan sebaiknya dilakukan menggunakan metode sampling yang lebih sesuai untuk setiap kelas dan digunakan peralatan yang lebih mendukung seperti kamera, alat pancing, jaring, dan lain-lain. Analisis fisik terhadap kualitas air sungai dapat menjadi data pendukung untuk mengetahui hubungan kualitas air (tingkat pencemaran) terhadap keanekaragaman spesies.
KESIMPULAN DAN USULAN PENGELOLAAN
Berdasarkan survei di Sungai Tambakbayan yang telah dilakukan kita dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu :
Usulan pengelolaan kenanekaragaman spesies yang terdapat pada Sungai Tambakbayan adalah
Upaya pengelolaan dari diri sendiri dan masyarakat sekitar:
–Tidak membuang sampah sembarangan ke sunga.
–Mengajak dan menghimbau agar masyarakat secara umum, terutama warga sekitar selalu menjaga kebersihan sungai. Pendekatan secara rutin dengan metode yang dapat meyakinkan warga terkait pentingnya kelestarian sungai, melibatkan anak-anak hingga manula, terutama tokoh masyarakat yang memiliki peran besar dalam menggerakkan warga.
–Tidak memanfaatkan sungai untuk kegiatan MCK.
–Ikut serta dalam kegiatan pemerintah yang bertujuan untuk kebersihan sungai dan menggencarkan program pemerintah melalui media sosial
REFERENSI
Anonim. 2015. Butterfly Conservation Europe. http://bc-europe.eu/upload/Why%20butterflies%20and%20moths%20are%20important%203.pdf. 14 Juni 2015.
Anonim. 2015. Giant African Land Snail: Achatina fulica. http://entnemdept.ifas.ufl.edu/hodges/ProtectUs/presentations/african_land_snail.pdf. 14 Juni 2015.
Anonim. 2015. Kid’s Inquiry of Diverse Species. http://www.biokids.umich.edu/critters/Diptera/.14 Juni 2015.
Anonim. 2015. Musquito. http://www.orkin.com/other/mosquitoes/mosquito-habitats/. 14 Juni 2015.
Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Febriansyah. 2011. Komunitas Makrozoobentos DI Sungai Batang Hari Kabupaten Solok Sumatera Barat. Skripsi. akultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas. Padang.
LIPI. 2015. Evaluasi Keanekaragaman Keong Air Tawar di Pulau Jawa. http://biologi.lipi.go.id/bio_indonesia/mTemplate.php?h=3&id_berita=331. 14 Juni 2015.
Pitojo, S. 2010. Talesom: Sayuran Berkhasiat Obat. Kanisius, Yogyakarta.
Sela, A. F. 2011. Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu pada Ruang Terbuka Hijau di Babarsari, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Jangan lupa Kunjungi:
http://www.catalogueoflife.org/col/details/species/id/
TERIMA KASIH sudah mau membaca 😀